Malam itu
entah mengapa q tak bisa tidur, perasaanku g’enak. Q berusaha untuk memejamkan
mata hingga lelah rasanya, namun tak juga tertidur. Lalu kuraih buku diatas
meja samping ranjangku, q berharap bisa tertidur dengan membaca, namun menit
demi menit berlalu dan q tetap terjaga. Suasana malam itu tidak biasa, terasa
aneh, seperti ada yang sedang mengawasiku, q mulai ketakutan. Saat mencoba
menutup mata, q seperti melihat bayangan hitam melintas dilangit-langit
kamarku, q semakin takut. Lalu dari luar tiba-tiba terdengar suara yg hampir
membuatku melompat karena kaget, ternyata itu suara tokek. Suasana bertambah
seram karena suara tokek itu, q sampai merinding, karena takut q pun duduk dan
bersandar di tembok memeluk bantal gulingku. Dan saat itu tiba-tiba dari luar
kamarq terdengar suara seperti anak kecil yang sedang berlari, ia berlari
dengan cepat melewati kamarq. Q penasaran, kuberanikan diri untuk melihatnya, q
rasa dia mengarah ke dapur namun saat ke dapur dan kunyalakan lampu, disana tak
terlihat siapapun. Tak lama kemudian q mendengar gemericik air dari kamar
mandi, rasanya q ingin lari, tapi tak bisa. Rasa penasaranku lebih besar dan
menyeretku berjalan ke arah kamar mandi, dan disana sangat gelap, karena bola
lampu yang tiba2 pecah sore hari belum diganti. Sampai disana dalam kegelapan q
melihat sosok bocah kecil berbaju putih, kakiku lemas, q sangat ketakukutan. Q
hanya berdiri mematung tak mampu menggerakkan kakiku, q semakin takut kerena
sosok itu mulai berbalik kearahku, dan saat itu q sangat terkejut saat sosoknya
mulai menatapku, q pusing kepalaku terasa berat, q runtuh dalam sekejap dan tak
sadarkan diri. Samar-samar
kudengar ada yg memanggil namaku, bahuku di guncang, perlahan kubuka mata, yg
kulihat adalah ayah dan ibuku, tangisku pecah lalu kupeluk mereka...
Keesokan
paginya ibu menyuapiku bubur hangat, q g’bisa ngampus hari itu, demamku sangat
tinggi. Q tak banyak bicara, dan itu tampaknya membuat ibu dan ayah terlihat
resah, tampaknya mereka sangat penasaran karena menemukanku tergeletak di depan
kamar mandi, juga khawatir tentang kondisiku. Q masih syok dan ketakutan saat
itu, q hanya bisa diam. Setelah minum obat q tertidur...
Langit
sangat cerah, dan mawar-mawar di taman belakang yg ditanam ibuku bermekaran,
membuat aroma disekitar begitu harum dan menenangkan, q menutup mata dan
menikmatinya, tak lama kemudian kubuka mata karena terkejut tanganku terasa
sangat dingin, seperti q sedang menggenggam bongkahan es. Kulihat sekitar, di
sampingku tak ada lagi mawar-mawar indah yg kulihat tadi, sekarang hanya ada
kolam, kolam ikan milik ayahku. Seingatku di kolam ini ada ikannya, tapi
sekarang hanya ada air keruh, dan terasa bau anyir, kipikir jangan-jangan
ikan-ikannya mati. q mencoba melihat kedalam kolam, namun yg kulihat bukanlah
ikan namun sosok anak kecil yg kulihat semalam, refleks kakiku mundur dan q
terjatuh, q terduduk di tanah, dan tiba-tiba anak kecil itu menggenggam
tanganku, rasa dingin menjalar dari tangan ke tubuhku, ia menatapku, antara
takut dan penasaran ingin kulihat wajahnya, tapi q tak berani nyaliku menciut,
dan q sudah tak tahan... tubuhku terasa sangat dingin q menjerit, memanggil
ibuku, q menjerit-jerit dan terbangun, kulihat ibu duduk disampingku, dan
berkata “ g’papa sayang, kamu Cuma mimpi ada ibu disini” q terisak dan
memeluknya, dalam hati kuberkata, ternyata hanya mimpi, tapi mimpi itu terasa
begitu nyata. Q benar-benar melihatnya dan merasakan genggamannya. Karena
demamku semakin tinggi q dibawa ke rumah sakit, setelah dirawat 3 hari akhirnya
q boleh pulang.
Hari-hari
berlalu, dan q pun tak ingin mengingat kejadian menakutkan itu, q sudah
menceritakan apa yg kualami pada ayah dan ibu, mereka memintaku melupakannya,
karena tak ingin membuatku sakit lagi. Sebulan berlalu dan semua aman, tak ada
hal aneh lagi yang terjadi. Malam ini pun seperti biasa setelah belajar
sebentar, q pun tidur.
Teriakan
ibu membangunkanku, sudah siang dan q hampir terlambat kuliah. Q bergegas namun
sampai di kampus q sudah terlambat. Karena g’bisa masuk kelas q akhirnya q
kekantin, karena tadi g’sempat makan jadi sekalian q makan aja dikantin. Sambil
makan q teringat mimpiku semalam, dalam mimpi q melihat anak kecil itu lagi, ia
duduk di tepi kolam ikan ayahku, q melihat wajahnya ia menatapku dengan sedih,
seperti ada yang ingin ia katakan, tapi q tak mengerti, hanya saja sesekali ia
melihat kedalam kolam, q tak tau apa yang ia cari. q memikirkannya dan
membuatku penasaran, siapa sebenarnya anak itu, dan mengapa sering bermimpi
tentangnya. Karena penasaran q pulang lalu berkunjung ke rumah tetangga yang
kukenal.
Q, memang
baru tinggal di kompleks ini, belum banyak yg kukenal. q, ayah dan ibu pindah
kerumah baru ini sekitar 2 bulan yang lalu, karena ayahku dipindah tugaskan ke
kota ini. Kebetulan radit lagi dirumah, q mengenalnya karena radit kuliah di
kampus yang sama denganku. Dan ayah radit adalah ketua RT di kompleks ini. Pada
radit q bertanya tentang rumah yang q tinggali saat ini, dari radit q tau rumah
ini sudah ditinggal penghuninya sejak 2 tahun yang lalu, pemiliknya pak Ardi yang
seorang duda tak ingin lagi tinggal dirumah itu karena sedih bila terus-terusan
mengingat mendiang istrinya, dan anak semata wayangnya dimas, yang menghilang
di usia 4 tahun dan hingga kini belum jelas dimana keberadaaannya. Hingga
berhari-hari q terus kepikiran, tapi q masih belum mengerti dengan apa yang q
alami, hingga tiba-tiba q teringat pada dimas, anak pak ardi, ia berusia 4
tahun saat menghilang, dan bocah yang sering mendatangiku dalam mimpi
sepertinya ia juga berumur 4 tahun, mungkinkah mereka bocah yang sama. Kalau
iya, itu artinya dimas telah meninggal, tapi benarkah itu dimas q belum yakin.
Setiap
malam q selalu bermimpi hal sama, bocah kecil itu, ia selalu mengajakku ke
kolam ikan di taman belakang, ia tak pernah bicara, terkadang menangis dan
hanya menatapku sedih, q mencoba bertanya padanya apakah ia dimas anak pak
ardi, ia tetap tak pernah menjawab hanya mengajakku berjalan ke arah gudang,
lalu ia menghilang. Sekarang q tak takut lagi, mungkin karena sudah terbiasa.
Karena q
sering bertanya tentang pak ardi, radit pun bingung dan bertanya-tanya mengapa
q terus mencari tahu. Tapi q g’mungkin cerita, q takut dibilang gila. Radit
bercerita bahwa istri pak ardi sering sakit-sakitan karena itu ia dirawat
dirumah sakit, dan karena harus bekerja dan merawat istri dirumah sakit pak
ardi juga jarang pulang, hal itu menyebabkan dimas lebih banyak tinggal dirumah
sendiri dalam asuhan sang asisten rumah tangga (art) dirumah, hingga pada suatu
hari dimas dikabarkan menghilang dari rumah, tak ada seorangpun tetangga yang
tahu dimana dimas termasuk sang art, art hanya mengatakan bahwa dimas tiba-tiba
tidak ada di rumah dan saat mencari disekitar rumah dimas tidak ditemukan.
Semua orang telah berusaha mencari dan melaporkan pada polisi namun hingga
sekarang tak ada yang tahu dimana dimas, setelah dimas menghilang ibunya
semakin sedih, ia depresi dan sangat menyesal mungkin karena merasa bersalah
tak mampu mengasuh anaknya sendiri dan pada akhirnya menghilang hingga akhirnya
sang ibu meninggal dan membuat pak ardi semakin terpuruk.
Ibu
menyuruhku ke gudang untuk mengambil alat-alat kue, banyak banget kotak q jadi
bingung ada dimana alat kue ibu, saat mencari-cari ada satu kotak yang jatuh, q
melihatnya ternyata isi kotak itu adalah foto-foto, tapi anehnya itu bukan foto
keluargaku, q berfikir mungkin ini foto-foto kelurga pak ardi. Banyak sekali
foto anak kecil, setelah kuperhatikan ternyata wajahnya sama dengan bocah kecil
yang selalu mendatangiku, jadi ternyata dia benar-benar dimas, anak pak ardi.
Itu artinya dimas telah meninggal, bukan hilang. Sekarang q semakin penasaran,
dimas benar-benar meninggal namun tak ada yang tahu dimana jasadnya, dan
bagaimana ia bisa meninggal. Radit juga mengiyakan bahwa foto-foto yg kutemukan
memang foto keluarga pak ardi. Bagaimana caranya q bisa tahu jawaban
pertanyaanku, q bingung tak tahu harus bertanya pada siapa. Dan meskipun dimas
selalu di mimpiku tapi ia tak pernah berkata apa-apa, ia hanya diam, q jadi
bingung, q penasaran tapi juga sangat lelah dengan semua ini.
Q
mengingat-ingat kembali akan mimpiku, mungkin saja ada petunjuk disana. Q ingat
dimas mengajakku berjalan kearah gudang dan disanalah ia menghilang, dan
akhirnya tanpa sengaja q menemukan foto kelurganya. Selama ini dimas selalu
duduk ditepi kolam dan sering melihat kedalamnya, ada apa sebenarnya dengan
kolam itu, kenapa saat dimimpiku kolam itu tak seperti kolam ayah yang banyak
ikan. Kolamnya kosong, berair keruh dan ada bau anyir dari tempat itu.
Mungkinkah dia ada disana? Tapi merutku itu tak masuk akal.
Sebenarnya
q khawatir, tapi kuberanikan diri pada ayah saat kami sarapan bersama, q hanya
ingin ini semua cepat berakhir. Q meminta ijin ayah untuk membongkar kolam ikan
itu, q ingin kolam itu digali, q ingin tahu ada apa disana. Awalnya ayah tak
mau karena kolamnya bakal rusak, tapi karena q terus memelas akhirnya ayah
mengijinkanku, dengan syarat q harus memindahkan ikan-ikan yang ayah pelihara.
Besoknya
tukang pun datang q meminta mereka segera bekerja, setelah kolam dibongkar q
meminta agar mereka menggali lebih dalam, kolam ayah hanya 1 meter, dan betapa
terkejutnya para tukang dan q, melihat apa yang kami temukan di kedalaman 2
meter, kami melihat tulang belulang dan itu seperti rangka milik manusia, q
hampir pingsan melihatnya, namun kukuatkan diri lalu kutelfon polisi agar
segera kerumahku dan memeriksa apa yang kami temukan. Polisi datang, mereka
memeriksa dan menanyai kami semua. Lalu mereka membawa rangka tersebut,
beberapa hari q mendapat kabar bahwa rangka itu telah selesai diperiksa dan dipastikan
bahwa itu adalah milik dimas suseno bocah berumur 4 tahun anak pak ardi. Dari
situ juga diketahui bahwa dimas mati
akibat pendarahan di kepala. Q benar-benar sedih mendengar itu semua, q merasa
seperti mengenal dimas meskipun yang selama ini kulihat hanyalah sosok tak
kasat mata miliknya, q tak menyangka ia terkubur di taman belakang rumah,
polisi masih mengembangkan kasus ini, dan sebulan kemudian kami mengetahui
ternyata sang art lah yang telah mengubur dimas di halaman belakang. Diketahui
juga kronologi kematian dimas dari pengakuan art. Kejadian itu pada pagi hari
saat dimas bangun dan ia menanyakan kedua orangtuanya, karena mereka tidak
berada dirumah, art mengatakan akan mengajaknya kerumah sakit untuk bertemu
ibu, namun dimas terus saja menangis dan tak mau meminum susu yg dibuatkan, art
kesal ia lalu pergi ingin meninggalkan dimas sendiri dikamar, namun dimas
mengejar sambil terus menangis dan menarik-narik tangan art, karena kesal art
mengibaskan tangannya. Ia bermaksud untuk melepaskan pegangan dimas, namun tak
disangka dimas terjatuh di tangga, tubuh kecilnya berguling-guling dan
kepalanya terbentur yg menyebabkan pendarahan di kepala, art panik ia memeriksa
keadaan dimas dan ternyata dimas sudah tak bernyawa, ia pun ketakutan, tanpa
pikir panjang ia menggali lubang dihalaman belakang, lalu mengubur dimas
disana, ia menanam bunga-bunga diatasnya agar pak ardi tak curiga, karena
memang pak ardi jarang sekali pulang dan saat kematian dimas istrinya semakin
kritis, dan tak ada yg pernah mendatangi halaman belakang rumah, begitulah
hingga tak ada yang mengetahui tubuh bocah malang itu telah dikuburkan di sana.
Setelah
kasus ini selesai q berziarah ke makam dimas, di sana q bertemu pak ardi, ia
mengenaliku karena kami pernah bertemu dirumah saat kasus ini dibuka, sekali
lagi ia terus berterimakasih sudah menguak ini semua, ia tampak sangat sedih
karena teringat tentang dimas. Pada akhirnya ia kehilangan semua anggota
keluarganya, dan art itu telah mendekam di penjara. Q juga sudah berhenti bermimpi
tentang dimas, terakhir kali dimimpiku dimas tampak berseri, ia tersenyum dan
melambaikan tangannya padaku, setelah itu ia menghilang. Q bersyukur ini semua
sudah berakhir, dan terkadang hatiku sedih saat teringat tentang dimas, namun
mengingat ia tampak bahagia terakhir kali q merasa nyaman, q berdoa semoga
bocah kecil itu bahagia di surga.
0 Response to "Teror Arwah Seorang Bocah Mengeramkan Dari Mati Penasaran (Kisah Nyata)"